MenjagaBung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berilah kami arti Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian Kenang-kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi Yang terampas dan yang terputus. Puisi tentang Hari Kemerdekaan 4. Mengenang Karya : Yuliani Megantari
"Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji!"Siapa tidak kenal Chairil Anwar? Puisi-puisinya begitu menggetarkan. Kritikus Sastra terkemuka, Hans Bague Jassin, menobatkannya sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia, bersama dua penyair lain, Asrul Sani dan Rivai lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia sekarang Jakarta dengan ibunya pada tahun 1940, di mana ia mulai menggeluti dunia yang ditulis sejak pendudukan Jepang hingga masa Revolusi Indonesia, menyangkut berbagai tema. Mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang yang mati muda di umur 26 tahun 1949 dan dijuluki Si Binatang Jalang itu tercatat meninggalkan 96 karya, termasuk 70 puisi. Dua puisi di antaranya menggambarkan kedekatan emosionalnya dengan Bung puisi berjudul Persetujuan dengan Bung Karno’ dan Karawang-Bekasi’. Sapardi Djoko Damono, pujangga yang guru besar sastra, menyebut Chairil sebagai sosok yang menonjolkan sikap kepahlawanan dalam karyanya.“Chairil Anwar tampil lebih menonjol sebagai sosok yang penuh semangat hidup dan sikap kepahlawanan. Bahkan sebenarnya… salah seorang penyair kita yang memperhatikan kepentingan sosial dan politik bangsa,” tulis Sapardi dalam salah satu esainya tentang dua puisi Chairil untuk Bung KarnoPersetujuan dengan Bung KarnoAyo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengan bicaramu dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang lautBung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuhKami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kamiMenjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung SjahrirKami sekarang mayat Berikan kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-BekasiSumber foto Pohonbintang Wordpress
Jikalauaku melihat wajah anak-anak. di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar. "Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!". Aku bukan lagi melihat mata manusia. Aku melihat Indonesia. (dari buku "Bung Karno dan Pemuda", hlm. 68-107) Tags: soekarno puisi indonesia. Puisi untuk Bung karno Sang Proklamator. Puisi yang diupdate untuk kali ini adalah puisi tentang Soekarni. Sebagiman diketahui. Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai Pahlawan Proklamasi, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta. Saat ia lahir dinamakan Koesno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS Hoogere Burger School. Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi IT. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI Partai Nasional lndonesia pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Sumber internet Kumpulan Puisi Untuk Soekarno Sang Proklamator Puisi tentang Soekarno ini menceritakan tentang soekarno atau puisi tentang Soekarno yang bisa juga dijadikan referensi untuk menulis puisi cinta soekarno. Bagaimana cerita puisi tentang soerkarno tersebut untuk lebih jelasnya disimak saja puisi-puisi untuk soekarno berikut ini. Puisi Bung karnoOleh Kakcik Coconutz Blezz Tiada pemimpin yang berwibawa. Tiada penguasa yang bijaksana. Segala hal yg penuh makna. Sudah tertanam di jiwa soekarno presiden kita. Bung karno bapak proklamasi. Pemuda tegas berjiwa api. Teriakan dan gerakannya selalu ditakuti. Ditakuti musuhnya dari pelosok negeri. Sederhana,mustahil baginya mewah. Penjara sdh bagaikan tempat melepas pedih. Tetapi jiwaraganya bersamayam beribu arwah. Arwah dari penguasa bijaksana dahulu kalah. Beliau membangun bangsanya. Penerusnya memporak-porandakannya. Beliau berhati suci. Penerusnya berhati dengki. Auman harimau sumatra. Burung cendrawasih menari di langit irian jaya. Pulau-pulau menampung lestarinya. Tetapi kita sebagai cecunguk merusaknya. Soekarno ohh bung karno. Apakah kami sdh diambang musnah. Apakah kami merusak kepercayanmu sudah. Tanah airmu di ubah penerusmu menjadi tong sampah. PUISI SANG PROKLAMATORKarya Bagus Satriyo Taper Lovererna Dalam perjuanganmu kami merdeka Darah tertumpah ruah Nyawa melayang sudah Sungguh perjuangan tiada terkira Kau junjung martabat bangsa Dari rangkul penjajah yang menggila Kau paksa dunia mengakui Kedaulatan atas negeri ini Dengan gagah engkau berdiri Dengan nasionalisme yang begitu tinggi Engkau bacakan proklamasi Sebagai tonggak kemerdekaan negeri Lantang suara memecah sunyi Sang proklamator berteriak penuh berani Penjajah gentar terbirit lari Berkibar sang pusaka merah putih Soekarno, namamu terukir mewah Jasamu terpajang begitu megah Sebagai pahlawan besar bangsa Panutan kami para generasi muda Puisi Soekarno Dan Air MataKarya Roval Alanov Lembah yang merayu Gunung menjulang tinggi Adalah harapan muliamu Soekarno Sang Proklamator Merdeka! Himne kemenangan negeri Dari segala penjajahan di muka pertiwi Kita, aku dan mereka Bernafas alam kemerdekaan Namamu harus dalam jiwa kami Patriot sejati Putra pertiwi Kami generasimu Hanya ingin melanjuti Jiwa patriotmu Sepenuh hati Soekarno kaulah pamuda itu Pendobrak pintu kemerdekaan Bumi pertiwi ini Hidup Soekarno Merdeka Sekali lagi Hidup Soekarno Setelah puisi untuk Soekarno Sang proklamator selanjutnya adalah puisi karya Ir Soekarno atau puisi Bung karno dengan judul puisi aku melihat Indonesia. Puisi Aku Melihat IndonesiaKarya Ir Soekarno Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep Aku mendengar Lautan Hindia bergelora membanting di pantai Ngliyep itu Aku mendengar lagu, sajak Indonesia Jikalau aku melihat sawah-sawah yang menguning-menghijau Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang menguning menghijau Aku melihat Indonesia Jikalau aku melihat gunung-gunung Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet dan gunung-gunung yang lain Aku melihat Indonesia Jikalau aku mendengarkan Lagu-lagu yang merdu dari Batak bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan Aku mendengarkan Indonesia Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan Aku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio Aku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut Aku mendengarkan Indonesia Jikalau aku menghirup udara ini Aku tidak lagi menghirup udara Aku menghirup Indonesia Jikalau aku melihat wajah anak-anak di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar “Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!” Aku bukan lagi melihat mata manusia Aku melihat Indonesia Demikianlah puisi untuk Soekarno Sang Proklamator. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi cinta soekarno selanjutnya tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.

Dalampuisi yang berjudul "Aku Melihat Indonesia" berikut ini, Bung Karno seperti biasanya, membanngkitkan dan mengobarkan semangat untuk mencintai tanah air Indonesia. Dalam sebuah acara Rakernas Partai Demokari Indonesa Perjuangan (PDIP), puisi karya Bung Karno tersebut, dibacakan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2020).

Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengar bicaramu, dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu Dari mula tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal² kita berlayar Di uratmu di uratku kapal² kita berlayar Di uratmu di uratku kapal² kita bertolak & berlabuh Sudah dulu lagi terjadi begini jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil jangan tanya mengapa jari cari tempat di sini Aku tidak tahu tanggal serta alasan lagi Dan jangan tanya siapa akan menyiapkan liang Dan jangan tanya siapa akan menyiapkan liang penghabisan Yang akan terima pusaka kedamaian antara runtuhan menara Sudah dulu lagi, sudah dulu lagi jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil.
Iapun menulis puisi berjudul "Kata Bung Karno". Berikut ini lirik puisinya: Baca juga: Patung Bung Karno di Kemhan, Prabowo: Ini Bukan Bagian Kultus Individu Kata Bung Karno Inggris kita linggis, Amerika kita setrika Itu kata Bung Karno Kompeni maunya untung saja Inggris kita linggis, Amerika kita setrika Itu kata Bung Karno Tuan tanah maunya enak saja
Berikut ini tiga contoh puisi tentang Hari Lahir Pancasila yang bisa Anda gunakan atau bacakan pada 1 Juni mendatang. - Hari Lahir Pancasila adalah peringatan sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato yang mengandung lima sila sebagai dasar negara Indonesia. Salah satu cara untuk memperingati peristiwa tersebut adalah dengan membacakan puisi tentang Hari Lahir Pancasila. Apakah Anda juga ditugaskan untuk membuat dan membacakan puisi dengan tema tersebut? Jika, ya, maka Anda patut menyimak tiga contoh puisi tentang Hari Lahir Pancasila berikut ini. Puisi pertama Pancasila, Dasar Negara Pancasila, dasar negaraLahir dari perjuangan bangsaMelawan penjajah yang rakusMembela tanah air yang kaya Pancasila, dasar negaraDitetapkan pada tanggal satuBulan Juni tahun empat limaOleh Bung Karno yang berwibawa Pancasila, dasar negaraMengandung lima sila utamaKetuhanan, kemanusiaanPersatuan, kerakyatan, keadilan Baca Juga Tinggal Baca! Ini Teks Doa Hari Lahir Pancasila untuk 1 Juni 2023 PROMOTED CONTENT Video Pilihan
BungKarno Proklamator Bangsa Indonesia Pemicu juang gapai cita - cita mulia Semangat mu tiada padam sepanjang masa Nusantara Indo Puisi: Bung Karno, Monas, dan Indonesia Terserah TENTANG KOMPASIANA. PROFIL. PERFORMA & STATISTIK. TIM. JARINGAN. KGMEDIA.ID. SYARAT DAN KETENTUAN. DEFINISI. KETENTUAN LAYANAN. KETENTUAN KONTEN.

Menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh tanggal 17 agustus, puisi perjuangan yang dipublikasikan berkas puisi adalah puisi untuk mengenang Presiden pertama RI, Sukarno yang akrab disapa Bung tentang bung karno bapak bangsa yang diterbitkan adalah puisi berjudul bung puisi tema bung karno terbut apakah bercerita seperti puisi bung karno aku melihat indonesia atau berkisah seperti puisi soekarno tentang pemuda, untuk lebih jelasnya disimak saja puisi untuk bung karni dibawah Karno Karya Ryami KusmanapatiBung...Apa khabarmu di sanaKuharap kau baik-baik sajaBahagia dan tenangBungKami ini punya impianTapi kaki kami terbelengguJangankan untuk berlariAtau bahkan melompat setinggi langitAgar bisa kugantungkan harapan kamiSeperti katamu...BungSaat iniSatu langkah adalah seribu masalahApa yang harus kami lakukanSemua hanya bisa diamTanpa bisa berbuat apapunSementara kematian semakin dekatBungBumi Pertiwi sudah merdekaTapi serasa masih dijajah musuhDan yang lebih menyedihkanMusuh sekarang tak kasat mataBungApakah kami masih bisaBermimpi setinggi langit?kamispagi,050821Dermikianlah puisi untuk bung karno baca juga puisi puisi yang berjudul soekarno dan puisi bung karno pendek dihalaman lain berkaspuisi.

CatatanBulan Bung Karno: Relevansi Periode Investasi dalam Pembangunan Industri; 10 Fakta Pelabuhan Ende, Pelabuhan Bung Karno; Sepercik Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno; Mengenal Ende Lebih Dekat, Tempat Bung Karno Diasingkan; Mengenang Bung Karno dari Sisi Romantis Beliau; Mengenal Bung Karno dari Gang Peneleh

Puisi merindukan sosok bung karno adalah kata kata puitis untuk soekarno dan cerita tentang bung karno bapak bangsa, menjelaskan prihal kerinduan akan kepemimpinan soekarno yang tidak sebanding dengan kata kata puisi tentang rindu bung karno dalam bait puisi kritik yang dipulikasikan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi soekarno tentang indonesia atau berkisah seperti puisi tentang bung karno bapak lebih jelasnya puisi yang menceritakan tentang kerinduan akan sosok bung karno disimak saja puisi berjudul bung aku rindu, dibawah AKU RINDU Oleh Jeff ana baba1//EngkauBangkit yang terhimpitBusana kusam melekat mencekikNisan berhalaman bunga mekar terjagaTangis dari langit menetes titipan yang kacauYa..... engkau yang esaCintailah dia dalam dekapanSucikan dia pada surgamu yang muliaHingga Ia selau tertawa bahagiaWalaupun sakit melihat titipan rumahnya yang kini berpenghuni para mafia bermuka duaHei BungEngkau yang bahagia pada singga sanaLihatlah!Rumahmu ini mati tak berkarismatikSebab,Kartini mudahmu kini telah diperbudak zamanSepuluh pemudamu telah bercerai beraiWarung kopimu kehilangan aktifis pejuang minoritas NegeriGarudamu mati tanpa sayap kesatuanMerah putihmu tak berlangit angkasaIstanahmu berseragam badut-badut lalaiEngkauKembali yang tak mungkinNisan meratapi Negeri yang kian memuncaBerseragam megah berdasi rampokan2//BungAku rinduIndonesia yang dahuluErat mengikat martabat bhinekaHingga tak ada perbedaan dalam persatuanAku rinduIndonesia yang dahuluMengutamakan Pancasila yang perkasaPada kehidupanHingga hidup rukun bersalam-salamanAku rinduIndonesia yang dahuluMenghormati para leluhur yang berumah tanahHingga menabur bunga tanda penghormatanYang muliaAku rinduIndonesia yang dahuluMenjaga merah putih tetap jayaWalaupun pelatuk gigil mencengkam dada dan kepalaAku rinduIndonesia yang dahuluPara pemuda dan pemudi patut dan taat kepada tetuaHinggaTak ada sedikitpun pelecehanAku rinduIndonesia yang dahuluMengajarkan kepada anak cucu tentang tatakramaHingga tersanjung mulia pada mata-mata yang berwibawah tanpa kastaAku rinduIndonesia yang dahuluDibesarkan dengan hati dan cinta oleh ayah dan ibunda,Bukan dari media masa yang seketika menjelma menjadi idiot beranda aplikasiAku rinduIndonesia yang dahuluMenghormati para kaum hawa dengan imanHingga tak ada yang namanya pemerkosaanAku rinduIndonesia yang dahuluBerpakayan anggun pada tatapanHinggaTak disoroti berpakayan tapi telanjangAku rinduIndonesia yang dahuluMencintai keyakinannya denga imanHingga tak ada sedikitpun perselisihanBung, aku rinduIndonesia yang sekarang,Rindu untuk kembali padaIndonesia yang dahulumengikat erat persaudaraan dan tanggung jawab untuk memelihara etika dan budi pekerti para leluhur3//Salam hormat bungUntukmu dan para pahlawan yang telah kami, insan yang membingungkanDitanah iniSalam02/08/21Demikianlah puisi tema bung karno baca juga puisi yang berjudul soekarno dan puisi soekarno tentang pemuda dihalaman lain berkas puisi. UUp7X. 285 47 195 400 108 248 41 346 83

puisi tentang bung karno